Pengertian Pemuda
Pemuda
adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjukan dan mengisi pembangunan
yang kini telah berlangsung. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda
diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan
generasi sebelumnya.
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana
bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
Istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada
dasarnya memiliki pengertian yang hamper sama. Proses berlangsungnya sama yaitu
melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada
norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau
proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional
saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi
(mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan
pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku,
yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau
perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung
di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang
telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui
proses yang agak panjang dan lama.
Proses Sosialisasi
Menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami
seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut.
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami dengan tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan” tersebut dengan cara menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan:
Semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.
Mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya.
Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
Tahap penerimaan norma
kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di
Masyarakat
Mahasiswa harus memiliki jiwa sosial
atau yang sering kita sebut dengan solidaritas sosial. Solidaritas tidak
memiliki batas, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh dapat
melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan
orang lain, tidak bisa melihat penderitaan rakyat, tidak bisa melihat adanya
kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa yang memiliki sifat
solidaritas yang tinggi dengan kasih dan sayangnya akan turun dan memberikan
bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya.
Selaku Pemuda kita dituntut untuk aktif dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat, maupun sosialisasi dengan warga sekitar.
Kehadiran para pemuda sangat dinantikan untuk membuat perubahan dan pembaharuan
bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda
kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.
Pemuda dan Identitas
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda
Maksud dari pola pembinaan dan
pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan hal ini sebagai
pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu, serta
dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
Landasan
idiil : Pancasila
Landasan
konstitusional : UUD 1945
Landasan
Strategis : Garis-garis besar haluan Negara
Landasan
historis : Sumpah pemuda tahun 1928 dan Proklamasi kemerdekaan
Landasan
normatif : etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda
Sebagai generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber
daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan
tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu
generasi muda perlu mendapatkan perhatian yang khusus agar dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang
permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan
narkotika, anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari
dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).
Oleh karena itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan
yang secara terus menerus melibatkan peran serta semua pihak baik keluarga,
lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda
itu sendiri. Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional
menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana
kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga
akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil. Dalam hubungan itu
perlu adanya fungsi, peranan dan wadah untuk para pemuda menyalurkan
segala aspirasinya. Wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna,
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan
Perguruan Tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya.
Masalah-Masalah Generasi Muda
Permasalahan yang sering dihadapi
oleh generasi muda di Indonesia dewasa ini antara lain sebagai berikut:
- Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia atau banyaknya pengangguran.
- Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.
- Masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang.
- Pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala perilaku menyimpang.
- Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda.
- Pernikahan dibawah umur yang masih banyak dilakukan oleh golongan masyarakat, terutama di pedesaan.
- Masih merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya.
Potensi-Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang ada pada
generasi muda dan perlu dikembangkan adalah :
- Idealisme dan daya kritis
- Dinamika dan kreatifitas
- Keberanian mengambil resiko
- Optimis kegairahan semangat
- Sikap kemandirian dan disiplin murni
- Terdidik
- Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
- Patriotisme dan nasionalisme
- Sikap ksatria
Cara Mengembangkan Potensi Generasi
Muda:
Melalui
pendidikan, contohnya belajar dengan tekun
Ikut
serta dalam berbagai kegiatan sosial yang ada di dalam masyarakat
Tujuan Pokok Sosialisasi
Individu
harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan
kelak di masyarakat.
Individu
harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
Pengendalian
fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat.
Bertingkah
laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
Perguruan dan Pendidikan
Mengembangkan Potensi Generasi Muda
- Melalui pendidikan, contohnya belajar dengan tekun
- Ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial yang ada di dalam masyarakat
Pengertian Pendidikan dan Perguruan
Tinggi
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232,
pendidikan berasal dari kata didik. Lalu kata ini mendapat awalan kata me
sehingga menjadi mendidik yang artinya memelihara dan memberi latihan.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Perguruan Tinggi adalah suatu tempat yang
didambakan, diimpikan, diharapkan, difavoritkan, dan dicintai oleh masyarakat
pada umumnya dan masyarakat kampus pada khususnya. Agar bisa
menjadi Perguruan Tinggi Idaman, maka ada 5 faktor yang harus
dipenuhi, yaitu :
- Mutu / Kualitas
- Biaya murah / terjangkau
- Keamanan / Kenyamanan
- Mengikuti Perkembangan Zaman Bermanfaat Bagi Mayarakat
Alasan Berkesempatan Mengenyam Perguruan
Tinggi
Melanjutkan pendidikan ke Perguruan
Tinggi adalah suatu impian bagi sebagian besar orang. Khususnya
mereka yang sedang duduk di bangku SMA. Bagi mereka, melanjutkan ke
bangku kuliah adalah sebuah kewajiban, sebagai bekal untuk menghadapi masa
depan.
Di bangku Perguruan Tinggi, seseorang bisa mendapatkan,
pengetahuan dan keterampilan, yang sesuatu dengan minat serta bakat mereka. Dengan
demikian, proses pembelajaran bisa terjadi secara terarah dan di sesuaikan
dengan apa yang diinginkan. Inilah yang membedakan Perguruan Tinggi
dengan pendidikan di tingkat sekolah.
Sumber
:
Comments
Post a Comment