Skip to main content

Fenomena Geng Motor

Nama     : Ghifary Arhabizhafran Yasin
NPM       : 54414518
Kelas      : 1IA17

Fenomena geng motor menyebabkan beberapa masalah sosial baik dalam ranah norma, nilai masyarakat maupun dalam konteks negara dalam mengayomi masyarakat.


Awal mulanya kumpul-kumpul sesama pecinta motor, kemudian berubah jadi geng yang beranggotakan puluhan bahkan ratusan orang. Di jalanan, mereka membentuk gaya hidup yang terkadang menyimpang dari kelaziman demi menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran adalah upaya dalam pencarian identitas mereka. Selama ini banyak anggota geng motor itu dari kalangan anak-anak Sekolah Mengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan menggunakan berbagai jenis motor. Mereka berkeliaran di malam hari sekitar pukul 23.00 sampai 03.00. Mereka belum mempunyai penghasilan sendiri, karena itu mereka melakukan berbagai keonaran, penganiayaan dan kejahatan lainnya, bahkan sampai membunuh.

Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang suka melakukan  kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Komunitas bermotor saat ini bukan hanya menjadi tren masyarakat perkotaan, melainkan sudah ada hingga ke pedesaan.  Ada perbedaan antara geng motor dengan Club Motor. Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vespa),dan lain-lain. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa jadi raja jalanan, tidak mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain.

Selain aksi yang berbahaya, geng motor juga dekat dengan minuman keras dan obat-obatan terlarang. Bahkan, ada satu geng motor yang ketua dan anggotaya bahkan merupakan pengedar dan pengguna obat-obatan. Di setiap wilayah mereka selalu mempunyai pemimpin. Kalau motor mereka hilang dirampas geng lain atau polisi, mereka tidak akan rugi. Karena rata-rata mereka memiliki motor itu dari hasil menjambret atau meminjam motor. Anggota geng sebagian besar adalah remaja tanggung atau masih duduk di bangku SMA.

Apabila problem sosial itu dilihat dari perspektif psikologis, maka penilaian yang muncul adalah kaum remaja yang menjadi anggota geng motor tersebut sedang melampiaskan hasrat tersembunyinya. Namun, pendekatan psikologis itu hanya mampu mengungkap persoalan dalam lingkup individual. Itu berarti nilai-nilai etis yang berdimensi sosial cenderung untuk dihilangkan. Padahal, kehadiran geng motor lebih banyak berkaitan dengan problem sosiologis,  seperti kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.

Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya. Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif.

Salah satu solusi menekan jumlah geng motor adalah tidak segan-segan menindak siswanya yang terbukti terlibat dalam organisasi geng motor, kalau perlu dikeluarkan dari sekolah.  Tetapi tindakan tersebut tidak sepenuhnya efektif. Butuh keberanian yang besar dan beresiko tinggi untuk melakukannya. Salah satu solusi yang bisa memperbaiki keadaan mereka secara efektif adalah peran,  kepedulian,  dan kasih sayang orang tua mereka sendiri.

Solusi ini akan lebih efektif, mengingat penyebab utama mereka memilih geng motor sebagai bagian kehidupannya adalah karena mereka merasa jauh dari kasih sayang orang tua. Dalam menterapi anaknya yang sudah terlanjur terlibat anggota geng motor, orang tua bisa bekerja sama dengan psikolog yang mereka percayai. Sehingga secara psikologis sedikit demi sedikit anak akan mendapatkan kembali kenyamanan berada dalam kasih sayang orang tua serta penanaman nilai-nilai agama terutama tentang akhlak dan moral sejak dini sebagai upaya preventif terhadap peningkatan jumlah anggota geng motor di kemudian hari. Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sehingga pada saat mereka sudah mulai berinteraksi dengan masyarakat mereka tahu batasan-batasan dan aturan yang harus dipatuhi.






Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Algoritma dan Flowchart

Nama             : Ghifary Arhabizhafran Yasin NPM             : 54414518 Kelas             : 1IA17 Mata Kuliah   : Teknik Informatika Dosen            : Kunto Bayu A, ST Sebelum kita tahu membuat diagram menggunakan simbol atau istilahnya flowchart, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu algoritma.

Rangkuman Sistem Multimedia

Dasar-Dasar Multimedia Multimedia merupakan suatu konsep di mana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, animasi, dan video disatukan dalam computer untuk di simpan, diproses dan disajikan baik secara liner maupun interaktif.

Teori Komputasi dan Impelementasinya

Teori Komputasi Teori komputasi adalah cabang ilmu komputer teoritis, berkaitan dengan studi bagaimana persoalan(problem) dapat diselesaikan pada sebuah model dengan menggunakan algoritma.